mencoba untuk berbagi kisah tuk pembaca ambil hikmahnya buang yang buruknya, saya tak pintar merangkai kata tapi berusaha tuk mempelajarinya. karena saya mulai tertarik pada dunia ini.
terispirasi pada kisah dengan suami ingin rasana mencurahkannya pada sebuah cerita. mohon kritik dan sarannya tuk saya agar bisa mencurahkan sebuah kisah lebih menarik lagi. cerita ini saya persembahkan tuk imam dalam rumah tangga saya Eki Widodo S.Pd yang sejak 1 tahun 6 bulan lalu menemani dan mengisi hari - hari saya.
bismillahirohmanirohim.....................
pernah tahu kapankah kita bertemu dengan jodoh kita. tahukah siapa yang akan menjadi jodoh kita?
begitu juga saya. bukan niat untuk menikah cepat atau terburu - buru menikah melihat teman lain menikah dan kita merasa ketinggalan, semua tidak benar,alasannya yaitu saya merasa risau kala saya sendiri disini tanpa orang tua dimana pergaulan dikota kadang menjebak kita sehingga kita lupa batasan. Dan saya takut akan hal itu.saya ingin suatu saat yang halal bagi saya lah yang menyentuh saya. Bukan kah dalam islam anak perempuan jika sudah mampu itu harus segera menikah. saya ingin seperti itu. bahkan saya punya cita - cita ingin menikah pada usia 21 tahun. Tapi pada saat itu saya belum juga menemukan jodoh saya.
setamat dari perguruan tinggi dan saya sudah memiliki pekerjaan saya ingin segera untuk berumah tangga.suatu ketika saya ditimpa musibah yang tak tahu dari mana awal mulanya, tapi musibah itu menyadarkan saya akan takdir ketentuan Allah itu benar adanya. Ibarat makanan sudah msk kemulutpun kalu tidak rezeki pasti akan keluar lagi. Namun, berkat kejadian itu saya dapat hikmah yang sangat indah dari Allah, benar kata yang sering saya dengar "indah pada waktunya".
awal kisahnya dari sini, dulu januari 2012 saya mengajukan proposal s1 saya. pada saat bimbingan saya bertemu dengan soorang laki - laki yang nama nya tak asing lagi bagi saya. HmHm agak sedikit sombok dan terlihat sok pintar. pembimbing saya selalu membanding - bandingkan hasil proposal saya dengan nya, saya kesal jengkel selama ini dikelas saya cukup cerdas untuk membuat karya ilmiah. Tapi kenapa kini saya terlihat sangat bodoh dibanding dengannya, apa - apa yang saya buat harus belajar dengan laki - laki itu. memangnya sehebat apa dia. Mulai saat itu saya makin penasarannya, saya mulai sering berbincang - bincang dengannya demi kelancaran proposal saya. Setelah sekian lama saya mendekatinya saya mulai kagum padanya. seorang mahasiswa yang sangat mandiri, 4 tahun selama menjadi mahasiswa dia tak pernah mengecewakan kerja sampingan sebagai garim dimushollah sebuah komplek perumahan dan mengajar ngaji anak - anak disekitar perumahan tersebuat dia tekuni tanpa malu dan gengsi. Sementara disana banyak laki - laki yang hanya mengatas namakan orang tuanya untuk mendapatkan kemewahan segala fasilitas untuk kuliah. Dalam diam saya mulai mengaguminya dan mulai mencontoh apa yang dia lakukan, takda perasaan lain pada saat itu selain kagum padanya. Masih ingat oleh saya waktu ia meminta saya untuk datang pada saat sminar proposalnya, ia memperlakukan saya seperti seseorang yang penting untuk hidupnya. Entah saya hanya berprasaan gede rasa (GR) aja yang penting itulah yang saya rasakan pada saat itu. Dan tak bisa saya lupa saat saya yang sedang gundah dan tak dapat tidur karena akan menghadapi ujian proposal esoknya memintanya menemani saya lewat talephone hingga jam 3 pagi. Dia sunggu membuat saya menduga - duga prasaan apa yang sedang dia rasakan pada saya, apa ini hanya sebatas sahabat atau dia sayang kepada saya, ini menjadi tanda tanya yang begitu besar untuk saya.
waktu berlalu begitu cepat sampai pada saat yang dinanti - nantikan yaitu wisuda, kami sama - sama wisuda dan entah kebetulan atau memang terencana ternyata kursi nya ada didepan saya. satu yang saya sesali pada saat itu, kenpa saya tidak mau berfoto berdua dengannya padahal dy mengajak saya untuk berfoto dengannya, huuuuuffttttt kenangan yang indah.
empat bulan berlalu, sejak wisuda itu kami tidak pernah berkomunikasi lagi lewat telphone ataupun berjumpa, saya tau tentang aktifitasnya hanya melalui status - status yang ia tulis di facebook. hari itu entah mengapa saya ingin sekali menelephone nya karena yang saya baca saat itu ia pindah kos di harapan raya kebetulan waktu itu saya juga baru saja pindah kos diharapan raya. Ternyata benar hanya 5 menit dari kos saya ke kos dy. Dengan alasan mengambil transkip nilai kekampus menjadi alasan kami untuk bertemu, saya ingat betul pada saat itu tanggal 23 februari 2013 siang sabtu ia menjemputku untuk pergi kekampus bersama - sama. Saya senang bertemu lagi dengannya, kini ia sudah bekerja di salah satu kantor notaris dipekanbaru. tak pernah terduga setelah empat bulan tak bertemu perhatiannya semakin membuat pertanyaan saya waktu dulu menjadi tambah besar sekarang.
"apa dia sayang pada saya?"
"apa dia benar - benar suka dengan saya?"
Entahlah...........
Tanggal 24 februari 2013 sepulang dari menghabiskan waktu bersama disalah satu tempat wisata dipekanbaru saya memberanikan diri saya untuk menanyakan apa maksud perhatiannya selama ini pada saya. Wina Sadra sahabat saya dan juga sahabatnya pernah mengatakan pada saya bahwa dia ada hati dengan saya tapi takut untuk mengemukakannya pada saya pada saat itu. karena keterangan dari wina itulah yang membuat saya yakin untuk menanyakan itu padanya.saya ingin ada kepastian tak mungkin laki - laki dan perempuan sering berduaan saya tidak nyaman dengan hal ini.
Alhamdulillah akhirnya benar dugaan saya dia memang ada hati pada saya. senangnya,,,,,,,tapi saya tidak mau pacaran cita - cita saya untuk segera menikah membuat saya takut kalau prasaan kami ini hanya menghabiskan waktu kami saja. Saya memberi tantangan padanya untuk segera melamar saya, jika tidak juga ada kepastian lebih baik kami saling menjauh karena kedekatan ini hanya buat orang berfikir miring terhadap kami.
enam juni duaribu tiga belas cincin satu emas sebagai lambang bahwa saya sudah bertunangan denganna.sejak tanggal pertunangan itu cobaan demi cobaan datang pada kami. ia mulai ragu apakah bisa menghidypi hidup saya sementara ia baru 6 bulan bekarja dengan jagi pas pasan. Tapi saya punya keyakinan bahwa saat sendiri tuhan akan memberikan rezeki tuk sendiri namun saat berdua maka tuhan akan memberikan rezeki untuk berdua.Selagi manusia itu mau berusaha maka tuhan akan menurunkan rezekinya. Keputusan saya sudah mantap susah dan senang saya akan mendampinginya. dengan lafaz bismillah saya mengikrarkan janji sehidup semati dengannya di pagi kamis 27 juni 2013 dimasjid baiturahman jalur 3 sibuak 2 kecamatan tapung kabupaten kampar. disaksikan oleh pada tamu undangan ia menjabat tangan ayah saya dengan mengucapkan kalimat "saya trima nikah dan kawinnya uswatun hasanah binti zakaria dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesai duaratus empat puluh dua ribu dibayar tunaiii" air mata saya menetes haru inilah cinta sejati. semua kata cinta dapat dikalahkan dengan yang berani datang kerumah dan menjabat tangan ayah dengan mengucapkan ijabkabul. pada saat itu saya resmi dipersunting oleh laki - laki yang dulu saya anggap sok pintar sok cool dan kemusian saya kagumi dan akhirnya saya cintai. kini saya abdikan hidup jiwa raga saya menjadi seorang istri dari Eki Widodo
Alhamdulillah ya Allah inilah bahagia yang sesungguhnya.lindungi lah rumah tangga saya jadikan kami pasangan yang saling melengkapi saling mengingatkan dan saling membimbing.karuniakan kami anak - anak yang sholeh dan sholeha..............
amin....